Jumat, 27 November 2009

Ruqyah Syar`iyah

Ruqyah Syar'iyah

Segala puji bagi Allah ta`ala atas segala nikmat yang tiada terhitung jumlahnya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi saw Muhammad saw , kepada keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang senantiasa komitmen mengikuti beliau hingga akhir zaman.saatnya kita kembali kepada tauhid dan ruqyah syar`iyah, tinggalkan dukun dan ...kemusyrikan.
Setiap nikmat yang dianugrahkan adalah menuntut kita untuk mensyukurinya. Salah satu dari sekian banyak nikmat itu adalah nikmat kesehatan, maka menjaga stamina ruhiyah dan jasmaniyah agar tetap dalam keadaan sehat bugar sehingga kuat dalam beribadah merupakan bentuk syukur terhadap nikmat tersebut. Sebaliknya kelalaian merupakan bentuk kufur nikmat, sebagaiman yang terjadi pada saat ini dengan timbunya berbagai macam bentuk penyakit baik yang sifatnya ruhiyah maupun jasmaniyah. Islam adalah Din yang sempuna, tidak didapatkan suatu masalah melainkan Islam memberikan solusinya. Diantara terapi yang diajarkan Rasulullah saw saw adalah ruqyah syar'iyyah.

Apa Itu Ruqyah Syar`iyaah?
Ruqyah syar'iyyah adalah kumpulan ayat-ayat dari Al Qur`an dan bacaan (التعويذات ) serta do`a-do`a yang ma`tsur dari Rasulullah saw. Ini dibaca oleh seorang muslim baik untuk dirinya sendiri atau keluarganya dan orang lain ketika badan atau jiwanya tertimpa suatu penyakit. Inilah yang dimaksud dengan Ruqyah Syar'iyyah dan bukan sejenis sihir atau bid'ah munkar sebagaimana anggapan kebanyakan orang.,,


Mengapa Harus Ruqyah Syar'iyyah?
Ada beberapa alasan kenapa kita lebih memilih terapi dengan ruqyah syar'iyyah diantaranya ialah :
1. Ruqyah Syar'iyyah adalah termasuk sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah saw.
2. Lalainya seseorang dan umumnya kaum muslimin hari ini untuk berdzikir dengan wirid-wirid yang ma`tsur.
3. Merajalelanya penyakit hasad dan dengki ditengah masyarakat yang tidak terbendung sehingga menuangkannya dalam bentuk gangguan seperti sihir.
4. Untuk menyembuhkan penyakit yang terkadang menimpa pada diri seseorang seperti Al 'Ain yang pengaruhnya begitu cepat tanpa menyadarinya. Rasulullah saw n bersabda:
العين حق, و لو كان الشيء سابق القدر لسبقته العين
"Penyakit 'Ain itu benar adanya, dan seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir dari Allah ta`ala pasti penyakit 'Ain bisa mendahuluinya".
5. Terlenanya kebanyakan manusia dengan tipu daya jin seperti melalaikan ibadah shalat dan meninggalkan syari'at Allah ta`ala .
6. Ruqyah syar'iyyah merupakan jalan terbaik yang akan mengantarkan seseorang menuju ketenangan dan ketentraman jiwa.
7. Ruqyah syar'iyyah adalah sebab yang paling afdhal –setelah Allah ta`ala- yang dapat meringankan untuk melaksanakan ketaatan dan istiqamah dalam menjalankannya.

Masyru'iyyah Ruqyah Syar'iyyah
Rasulullah saw telah memerintahkan dan menganjurkan bahkan melakukan sendiri terapi ruqyah syar'iyyah, hal ini sebagaimana dijelaskan dalam banyak riwayat yang shahih diantaranya adalah:
قول عائشة : كان النبي إذا اشتكى يقرأ على نفسه و ينفث، فإذا اشتد وجعه كنت أقرأ عليه و أمسه بيمينه رجاء بركتها.
"Perkataan 'Aisyah ; 'Bahwa Nabi saw saw apabila mengeluhkan suatu penyakit,maka beliau membaca untuk dirinya sendiri kemudian meniupkannya, dan apabila semakin bertambah sakitnya maka aku yang membacakan untuk beliau dan aku mengusap dengan tangan kanannya untuk mengharap barakahnya" .
قوله n :لا بأس بالرقى ما لم تكن شركا. و قوله عليه الصلاة و السلام : من استطاع منكم أن ينفع أخاه فليفعل.
"Tidak mengapa melakukan ruqyah selagi tidak ada unsur syirik di dalamnya". Dan sabda beliau saw , "Barangsiapa diantara kalian yang bisa memberikan manfaat untuk saudaranya maka lakukanlah".
أن النبي صلى الله عليه وسلم أخذ ترابا من بطحان فجعله في قدح ثم نفث عليه بماء وصبه عليه.
"Bahwasannya Nabi saw mengambil tanah dari bathan diletakkannya di gelas kemudian beliau menyemburkan air padanya dan menuangkannya di atasnya."

Apakah Ruqyah Hanya Khusus Untuk Penyakit Tertentu?
Ada anggapan yang kini berkembang ditengah masyarakat bahwa ruqyah syar'iyyah adalah terapi yang hanya khusus untuk menyembuhkan penyakit sihir dan kesurupan jin saja. Dan jika penyakit yang diderita adalah penyakit jasmani, maka harus menggunakan terapi medis karena ruqyah tidak akan berpengaruh. Ini adalah anggapan bathil yang harus diluruskan sebab menyelisihi dalil-dalil Al Qur`an dan As Sunnah yang menerangkan keumuman manfaat ruqyah syar'iyyah. Allah ta`ala berfirman :
      ...
"Katakanlah: "Al Quraan itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mu'min…"
       ...
"Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian."
Kemudian dalil-dalil as-sunnah juga menunjukkan tentang keumuman akan manfaat ruqyah syar'iyyah. Diantaranya ialah:
Jibri as meruqyah Nabi saw saw ketika dia betanya, "Wahai Muhammad! Apakah engkau mengeluh karena sakit?" Beliau saw menjawab "Benar". Kemudian Jibril as mengucapkan do`a:
بسم الله أرقيك من كل شيئ يأذيك، من شر كل نفس أو عين حاسد، الله يشفيك، بسم الله أرقيك.
"Dengan menyebut nama Allah ta`ala aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang mengganggumu, dan dari keburukan setiap jiwa atau mata yang dengki, Allah ta`ala-lah yang menyembuhkanmu, dengan menyebut nama Allah ta`ala aku meruqyahmu."
kemudian dalil lain adalah riwayat dari 'Utsman bin Abil 'Ash Ats- Tsaqafy ra, Bahwa dia mengeluh kepada Nabi saw tentang sakit yang dirasakan ditubuhnya sejak ia masuk Islam. Maka Rasulullah saw , "Letakkanlah tanganmu pada tubuh yang engkau rasa sakit, kemudian ucapkanlah, 'Bismillah (tiga kali) kemudian membaca do`a:
أعوذ بعزة الله و قدرته من شر ما أجد و أحاذر.
Ibnu Qayyim rhm berkata, "Al-Qur`an adalah obat yang mujarab untuk semua penyakit jasmani dan rohani dan juga obat didunia dan akhirat. Akan tetapi tidak semua orang mau dan diberi taufiq untuk menjadikan Al-Qur`an sebagai obat". Kemudian beliau menuturkan pengalamannya, "Suatu ketika, aku pernah jatuh di kota Makkah. Aku sama sekali tidak mendapatkan Tabib dan obat. Maka akupun mengobati penyakitku sendiri dengan membaca Al Fatihah. Aku mengambil air zam-zam dan kubacakan atasnya surat Al fatihah, lalu aku meminumnya. Akupun sembuh secara total dari sakitku. Dan aku selalu melakukan hal itu setiap kali merasakan sakit sampai aku mendapatkan manfaat yang sempurna".

Ruqyah Syar'iyyah Dan Pengobatan Yang Mubah
Yang perlu digaris bawahi, bahwa anjuran syariah untuk menggunakan terapi ruqyah terhadap segala penyakit yang diderita, bukan berarti tidak boleh mengambil sebab dengan meggunakan terapi lain yang hukumnya mubah seperti pengobatan secara medis dan pengobatan alternatif lainnya. Namun semua itu adalah masyru' dan tidak menafikan tawakkal, bahkan yang lebih afdhal adalah menggunakan kedua macam terapi tersebut sebagaimana Rasulullah saw saw melakukannya sendiri dan beliau menganjurkannya. Imam Ahmad rhm. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw saw bersabda:
يا عباد الله تداووا، فإن اللهl لم يضع داء إلا وضع له شفاء إلا داء واحدا، قالوا: ما هو؟ قال: الهرم.
"Wahai ibadullah berobatlah kalian, karena Allah ta`ala tidaklah menurunkan suatu penyakit melaikan menurunkan pula obatnya kecuali satu macam penyakit". Para sahabat bertanya, "Penyakit apa yang tidak ada obatnya?" Beliau menjawab, "Penyakit tua".
Beliau n juga bersabda:
الشفاء في ثلاثة : شربة عسل، و شرطة محجم، و كية نار، و أنا أنهى أمتي عن الكي بالنار.
"Kesembuhan itu ada dalam tiga perkara, minum madu, dalam syatan alat hijamah dan sundutan dengan besi panas, namun aku melarang umatku melakukan sundutan.

Bilakah Ruqyah itu Bermanfaat?
Pertanyaan ini sangat dijawab. Karena terkadang ada seseorang yang telah mencoba meruqyah dirinya sendiri atau orang lain namun tidak mendapatkan reaksi dan pengaruh sedikitpun, ataupun tidak ada tanda-tanda adanya kesembuhan, sehingga muncul dalam hatinya keraguan akan manfaat ruqyah syar'iyyah.
Mengenai hal ini Ibnul Qayyim rhm memberikan jawabannya, bahwa terapi dengan ruqyah syar'iyyah menyangkut dua hal; pertama, orang yang sakit (yang diruqyah). Kedua, Mu'alij (orang yang meruqyah), nah masing-masing hendaknya kekuatan jiwa dan sikap tawakkal yang benar kepada Allah ta`ala serta meminta perlindungan kepada-Nya. kemudian memiliki keimanan yang kuat bahwa Al Qur`an benar-benar mengandung kesembuhan dan rahmat bagi kaum mukminin.

Syarat-syarat Ruqyah
Ibnu Hajar rhm. berkata, bahwa para ulama` telah sepakat tentang bolehnya ruqyah ketika terpenuhi tiga syarat, yaitu:
1. Ruqyah haruslah dengan menggunakan ayat-ayat Allah ta`ala, asma dan sifat-Nya atau dengan sesuatu yang ma`tsur dari Rasulullah saw saw.
2. Harus dengan berbahasa Arab dan dipahami maknanya.
3. Harus diyakini bahwa ruqyah tidak berpengaruh dengan dzatnya melainkan dengan takdir Allah ta`ala.
4. Hendaknya tidak dilakukan dengan hal-hal yang diharamkan. Seperti yang dilakukan oleh sebagian orang, dia meruqyah pada saat orang yang sakit dalam keadaan junub, atau dikuburan..., atau pada saat dia dalam kedaan najis atau hal-hal yang dapat menimbulkan keraguan.
5. Hendaknya tidak mengandung ungkapan-ungkapan yang diharamkan. Seperti mencela dan mencaci.
Maka segala macam ruqyah yang tidak memenuhi syarat-syarat diatas adalah tidak diperbolehkan, karena jelas itu akan mengarah kepada kesyirikan.

Indikasi Adanya Penyakit Nafsiah dan Ruhiyah
Apabila diantara indikasi yang disebutkan terdapat pada diri seseorang secara jelas, maka orang tersebut perlu untuk melakukan terapi ruqyah syar'iyyah dan terapi medis lainnya. Diantara indikasi tersebut adalah:
1. Berpaling dari dzikrullah dan ketaatan kepada Allah ta`ala terlebih khusus lagi adalah shalat.
2. Pusing yang berkepanjangan tanpa adanya sebab-sebab lazim.
3. Marah dengan kemarahan yang menggebu-gebu dan melampaui batas.
4. Seringnya hilang ingatan dan banyak lupa diluar kelaziman.
5. Seluruh badan terasa lemas disertai rasa malas dan futur.
6. Susah tidur pada malam hari.
7. Selalu merasakan kegelisahan, kesempitan dan kesedihan.
8. Tertawa dan menangis tanpa sebab.
9. Selalu bermimpi hal-hal yang menakutkan.
10. Minder diluar kelaziman sehingga memilih 'uzlah dan jauh dari manusia.
11. Merasa muak tidak suka tinggal dirumah dan berkumpul bersama keluarga termasuk istri dan anak-anak.

Anda Adalah Dokter Bagi Diri Anda Sendiri
Ketika seseorang telah memahami betul akan pentingnya ruqyah sya'iyyah dalam kehidupan ini, maka ia tidak perlu lagi untuk mencari dan meminta seseorang untuk meruqyahnya karena ia bisa meruqyah dirinya sendiri, dan ini adalah lebih afdhal ditinjau dari beberapa hal;
1. Ruqyah syar'iyyah adalah termasuk bagian dari do`a-do`a yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Dan hal tersebut merupakan wujud kesempurnaan tawakkal kepada Allah ta`ala dimana Anda tidak meminta kesembuhan melainkan hanya kepada Allah ta`ala .
2. Ruqyah syar'iyyah yang dilakukan untuk diri sendiri akan lebih memudahkan bagi seseoang dalam menggapai keikhlasan dan sikap tunduk serta tawakkal kepada Allah ta`ala.
3. Dapat dilakukan kapan dan dimana saja. Lain halnya jika bersandar kepada orang lain dimana ia hanya mendapatkan waktu luang yang terbatas.


Tata cara meruqyah
Perkara lain yang demikian serius yang harus diperhatikan oleh seorang peruqyah adalah tidak melakukan tata cara ruqyah yang tidak diajarkan oleh Rasulullah saw.



























مختصر علام الجن و الشياطين
Ringkasan Kitab Alam Jin Dan Syaitan
Karangan Dr. Umar sulaiman Al-Asqar

DEFINISI JIN DAN PENJELASANNYA
Apa Itu Jin
Jin adalah makhluk yang berakal yang mempunyai kemampuan untuk memilih jalan kebaikan dan keburukan. Jin memiliki alam tersendiri dan bukan alam malaikat atau alam manusia. Alam yang tersembunyi dari pandangan manusia sehingga mereka disebut Jin karena tertutup (ijtina'). Jin adalah makhluk yang diciptakan dari api sebagaimana yang terdapat dalam surat Ar-Rahman ayat 15. Dan Jin lebih dahulu diciptakan daripada penciptaan manusia (Al-Hijr: 26-27).
Nama-Nama Jin Dan Kelompoknya
Ibnu Abd Al-Barr rhm mengatakan bahwa menurut para ahli ilmu kalam dan bahasa, Jin memiliki beberapa jenis sebutan:
1. Bila yang mereka maksudkan adalah Jin secara murni, maka mereka dipanggil Jinni.
2. Bila yang mereka maksudkan Jin yang tinggal bersama manusia, maka mereka dipanggil Amir, jamaknya Imar.
3. Jika yang dimaksud Jin yang nampak pada anak-anak kecil, maka mereka dipanggil Arwah.
4. Jika ia jahat dan mengganggu, maka ia dipanggil Syaitan.
5. Jika kejahatannya lebih daripada syaitan dan pengaruhnya lebih kuat, maka disebut Afrit.
Kemudian mengenai kelompok Jin Rasuulullah bersabda:
"Jin ada tiga kelompok: satu kelompok terbang melayang diudara. Satu kelompok lagi berupa ular dan anjing. Dan satu kelompok lagi diam dilumpur dan berjalan."
(HR. Thabrani, Al-Hakim dan Al-Baihaqi dengan isnad shahih, Shahih Al-Jami' 3/85)
Syaitan Dan Jin
Kata syaitan dalam bahasa Arab dijadikan istilah bagi segala sifat yang angkuh dan durhaka. Dinamakan syaitan karena keangkuhan dan kedurhakaannya kepada Allah ta`ala. Dan syaitan memiliki nama lain diantaranya yaitu Thaghut yang artinya melampuau batas (An-Nisa`:76). Allah ta`ala juga menamai mereka Iblis karena keterputusasaannya dari rahmat-Nya. Iblis adalah bentuk kata benda bahasa Arab diambil dari kata Ilbalasa yang berarti orang yang tidak mempunyai kebaikan. Ublisa berarti putus asa dan bingung.
Syaihkhul Islam Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa syaitan adalah asli Jin sebagaimana Adam yang asli manusia. (lihat Majmu' Fatawa: 4/235,346).
Makanan Dan Minuman Jin
Banyak hadits yang menjelaskan akan hal ini diantaranya adalah riwayat Tirmidzi dengan isnad yang shahih Rasulullah saw bersabda, "Jangan kalian beristinja` dengan kotoran binatang dan jangan pula dengan tulang. Karena ia merupakan bekal bagi saudara-saudara kalian dari bangsa Jin."
Dan tentang bagaimana syaitan makan, Rasulullah saw menjelaskan, "Jika seseorang diantara kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan kanannya. Dan bila ia minum hendaklah ia minum dengan tangan kanannya juga. Karena syaitan itu makan degan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya juga." (Shahih Muslim).
Ibnu Qayyim rhm membuat suatu kesimpulan dengan firman Allah ta`ala :
"Sesungguhnya minuman arak, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan." (Al-Maidah: 90). Karenanya segala minuman yang memabukkan adalah minuman syaitan.
Perkawinan Manusia Dengan Jin
Dalil yang menunjukkan bahwa perkawinan antara manusia dengan Jin bisa terjadi adalah firman Allah ta`ala:
"Mereka belum pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni surga) dan tidak pula oleh Jin" (Ar-Rahman: 56).
Ibnu Taimiyah rhm berkata, "Kadang-kadang manusia kawin dengan Jin dan lahirlah seorang anak dari keduanya. Peristiwa ini banyak terjadi dan sudah masyhur." (Majmu' Fatawa 19/39). Sekalipun demikian banyak ulama` yang membenci perkawinan ini. Sebab tidak ada hikmah dari perkawinan tersebut (Ar-Rum: 21).

Kediaman Jin Dan Waktu-Waktu Munculnya
Jin bertempat tinggal di bumi diamana kita tinggal diatasnya, mereka banyak berada di tempat-tempat kotor dan najis seperti pemandian, tempat buang kotoran, sampah-sampah dan kuburan. Mereka juga banyak terdapat di tempat-tempat maksiat seperti pasar dan juga menginap di rumah-rumah manusia namun mereka dapat diusir dengan bacaan-bacaan dzikir kepada Allah ta`ala apalagi ketika mendengar adzan dikumandangkan. Dan rasulullah saw menjelaskan bahwa mereka banyak bertebaran ketika datangnya kegelapan malam.
Hewan-Hewan Yang Ditemani Jin
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud ra bahwa jin pernah meminta bekal kepada Rasulullah saw lalu beliau bersabda' "Bagi semua tulang yang disebutkan nama Allah ta`ala padanya. Ia akan tiba di tangan-tangan kalian sebagai makanan. Dan, bagi kalian seluruh kotoran sapi yang juga merupakan makanan bagi binatang-binatang kalian." (HR. Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa Jin memiliki binatang-binantang dan diantara hewan yang selalu mereka temani adalah unta sebagaimana sabda Nabi saw, "Sesungguhnya unta itu diciptakan dari syaitan-syaitan, dan di belakang setiap unta ada syaitan." (Shahih Al-Jami': 2/52). Karenanya Rasulullah saw, melarang kita shalat dikandang unta.
Kemampuan Jin Menyerupai Beberapa Rupa Dan Bentuk
Jin mempunyai kemampuan untuk menyerupai bentuk manusia dan binatang. Dan terkadang menyerupai binatang unta, keledai, sapi, anjing terutama anjing dan kucing hitam serta ular.
Dalam shahih Muslim Rasulullah saw, bersabda, "Sesungguhnya di Madinah ada sekelompok jin sudah masuk Islam. Maka yang melihat para penghuni ini, hendaklah ia mengizinkannya (menampakkan diri) tiga hari. Jika tetap nampak sesudah itu, hendaklah ia membunuhnya, karena sesungguhnya dia itu syaitan."
Dan syaitan dapat berjalan cepat pada aliran darah manusia. Rasulullah saw, bersabda:
"Sesungguhnya syaitan berjalan cepat pada diri manusia di tempat mengalirnya darah." (Shahih Al-Bukhari dan Muslim).
Kelemahan Jin
Jin dan syaitan selain memiliki kekuatan diantaranya adalah ketangkasan berpindah namun mereka juga memiliki kelemahan. Allah ta`ala berfirman:
"Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah." (An-Nisa: 76).
Diantara kelemahan mereka adalah tiada kekuatan bagi syaitan atas hamba-hamba Allah ta`ala yang shalih sebagaimana firman-Nya, "Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Cukuplah Tuhanmu sebagai penjaga." (Al-Isra`: 65).
Diantara kelemahannya pula bahwa jin-jin tidak dapat melewati batas-batas tertentu sebab jika mereka melanggar maka mereka akan mati dengan nyala api dan cairan tembaga. Hal ini dijelaskan dalam surat Ar-Rahman: 33-35.
Kemudian jin juga tidak dapat membuka pintu yang ditutup dengan menyebut nama Allah ta`ala padanya. Rasulullah saw ` bersabda, "Tutuplah pintu-piintu dan sebutlah nama Allah ta`ala padanya. Karena syaitan itu tidak dapat membukan pintu yang ditutup dengan menyebut nama-Nya." (HR. Abu Daud, Ahmad, Ibnu Hibban dan Hakim dengan sanad shahih).
Bila seorang hamba komitmen di atas kebenaran maka syaitan akan memisahkan diri darinya sebagaimana sabda Rasulullah saw, "Sesungguhnya syaitan benar-benar memisahkan diri darimu wahai Umar." (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dengan isnad shahih).
Syaitan hanya berkuasa pada hamba-hamba yang lantaran mereka menyukai fikirannya dan mengikutinya suka dan patuh kepadanya (Al-Hjr: 42).
Syaitan Terkadang Menguasai Orang-Orang Beriman Disebabkan Dosa-Dosa Mereka
Dalam hadits disebutkan, "Sesungguhnya Allah ta`ala bersama hakim selama hakim itu tidak zalim. Bila zalim, maka Allah ta`ala berlepas darinya dan ia akan ditempati syaitan." (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi dengan isnad hasan).
Allah ta`ala berfirman:
"Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir." (Al-A'raf: 175-176).
Menundukkan Jin Untuk Sulaiman
Allah ta`ala telah menundukkan untuk Nabi-Nya, Sulaiman sekelompok jin dan syaitan sehingga mereka mengerjakan apa saja yang diperintahkan kepada mereka dan akan dihukum jika melanggar. Firman Allah ta`ala
"Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya, dan (Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu." (Shad: 36-38).
Dan Allah ta`ala berfirman dalam surat Saba`: 12-13:
"Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tung-ku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah ta`ala). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih."
Hal ini sebagai bukti dikabulkannya do`a Sulaiman dimana beliau pernah berdo`a:
"Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi". (Shaad:35).
Do`a inilah yang kemudian mencegah Nabi saw ` untuk mengikat seorang jin yang datang kepada beliau dengan membawa panah api yang akan dilemparkannya ke muka beliau.
Ketidakmampuan Jin Mendatangkan Mukjizat
Jin tidak dapat mendatangkan mukjizat sebagaimana yang dibawa oleh para Rasul, sehingga ketia orang-orang kafir mengatakan bahwa Al-Qur`an itu adalah buatan syaitan maka Allah ta`ala menantang manusia dan jin untuk mendatangkan yang serupa dengan Al-Qur`an sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Isra`: 88.
Jin Tidak Dapat Menyerupai Rasulullah saw Dalam Mimpi
Rasululllah ` bersabda, "Barangsiapa yang bermimpi melihat aku, maka sesungguhnya dialah aku. Karena syaitan itu tidak dapat menyerupai aku." (HR. Tirmidzi dengan sanad shahih).
Namun dalil ini tidak mencegah syaitan untuk menyerupai selain rupa Rasulullah saw ` lalu mengaku bahwa dia dengan rupa tersebut adalah Rasulullah saw ` padahal bukan. Jadi tidak setiap yang bermimpi melihat Rasulullah saw ` itu adalah benar kecuali jika sifat-sifat yang dilihatnya sesuai dengan sifat-sifat yang diriwayatkan dalam hadits tentang beliau ` .
TUJUAN PENCIPTAAN JIN
Tujuan penciptaan jin sama dengan diciptakannya manusia yaitu untuk beribadah kepada Allah ta`ala semata. Sebagaimana firman-Nya, "Tidaklah Aku menciptakan Jin dan manusia kecuali untuk beribadah." (Adz-Dzariat: 56).
Sehingga yang taat diantara mereka akan masuk kedalam Jannah sedangkan yang ingkar akan dimasukkan kedalam neraka jahannam sebagaimana banyak dinyatakan di dalam Al-Qur`an diantara surat Al-An'am: 130 dan Al-A'raaf: 38.
Hal ini sebagai bukti sampainya risalah syariat kepada mereka.
Beban Dan Tanggungjawab Yang Sesuai Dengan Kemampuan Mereka
Ibnu Taimiyah rhm dalam Majmu' Fatawa 4/233 berkata, "Bangsa jin diperintahkan untuk mengerjakan suatu perkara usul dan furu' yang sesuai dengan ukuran mereka. Mereka tidak sama dengan manusia dalam batasan dan hakikat perkara, karena itu perintah dan larangan yang ditujukan kepada mereka tidak sama dengan yang diberikan kepada manusia. Mereka sama dengan manusia dalam hal dibebani perintah dan larangan, dibebani halal dan haram. Mengenai hal ini saya tidak tahu adanya perselisihan diantara kaum muslimin."
Bagaimana Wahyu Sampai Kepada Mereka
Karena mereka mukallaf, tentu saja harus ada wahyu yang sampai kepada mereka. Lalu bagaimanakah sampainya wahyu kepada mereka? Dalam hal ini pendapat yang paling kuat adalah bahwa Rasul yang diutus kepada manusia adalah Rasul yang diutus kepada bangsa jin, sebagaimana ucapan jin ketika mendengar Al-Qur`an, "Kami mendengar kitab yang diturunkan setelah zaman Nabi Musa." (Al-Ahqaf: 30).
Risalah Muhammad ` Yang Bersifat Umum
Sudah menjadi ijma' Ahlussunnah bahwa Nabi Muhammad ` diutus kepada bangsa jin dan manusia. Sehingga ini menunjukkan bahwa Al-Qur`an adalah petunjuk bagi jin dan manusia. Firman Allah ta`ala:
"Katakanlah (hai Muhammad): 'Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Qur'an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an yang mena'jubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami." (Jin: 1-2).
Utusan Jin
Bangsa Jin yang mendengarkan syariat kemudian beriman dan menyebarkan seruan tersebut kepada kaumnya. Sehingga datang utusan mereka kepada Nabi saw ` ketika di Makkah untuk mempelajari syariat-syariat Allah ta`ala dan Rasul-Nya.
Dalam riwayat Thabari dari Ibnu Mas'ud ra bahwa Rasulullah saw ` bersabda, "Aku menginap pada malam itu. Aku membacakan Al-Qur`an kepada Jin dan berhenti pada kata hujuun."
Mereka Memerintahkan Kepada Kebaikan Dan Menjadi Saksi Bagi Orang Islam
Abu Sa'id ra berkata, "Saya mendengar dari Rasulullah saw ` bahwa beliau telah memberitahukan bahwa jin-jin akan menjadi saksi pada hari kiamat terhadap orang-orang yang mendengarkan adzannya." (HR. Bukhari).
Urutan Mereka Dalam Kebaikan Dan Kejahatan
Tingkatan mereka dalam hal ketakwaan dan kekufuran sama hal manusia. Firman Allah ta`ala, "Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda." (Jin: 11).
Tabiat Syaitan
Setelah pembangkangannya kepada Allah ta`ala ia berubah menjadi kafir dan begitu bersemangat untuk menjerumuskan manusia kedalam kesesatan. Allah ta`ala berfirman:
"Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya." (Shaad: 85).

SYAITAN MENYERUPAI PELBAGAI MACAM RUPA
Syaiatan terkadang datang menggoda dalam bentuk manusia. Terkadang pula hanya dengan suara tanpa terlihat siapa yang berbicara atau ia datang dengan bentuk yang aneh untuk menipu manusia. Namun ini semua hanya dilakukan terhadap orang yang kufur kepada Allah ta`ala atau terhadap orang-orang yang berbuat kemungkaran dan dosa-dosa besar.

Orang-Orang Yang Dilayani Syaitan Mendekatkan Diri Kepadanya Dengan Perbuatan Maksiat
Orang yang mengaku memiliki ilmu hitam pada hakekatnya syaitan itulah yang melayani mereka dan sebagai timbal baliknya mereka harus mendekatkan diri kepada syaitan-syatan itu dengan kekufuran dan kemusyrikan. Misalnya menulis kalamullah dengan benda-benda najis atau membolak-balikkan hurufnya.
Orang-Orang Ghaib
Sebagaimana yang dikatakan oleh Thahawiyah, bahwa di antara syaitan-syaitan itu ada yang dinamakan "Orang-orang ghaib" dimana sebagian manusia dapat berbicara kepada mereka. Mereka mampu memperlihatkan hal yang luar biasa dan karenanya mereka mengaku sebagai wali-wali Allah ta`ala dan mereka ini pada hakekatnya adalah saudara-saudaranya orang musyrik sungguh amat jauh perbedaan antara wali Allah ta`ala dengan wali-wali syaitan.


Hukum Mempekerjakan Dan Mempergunakan Jin
Di muka telah dijelaskan tentang do`a Nabi Sulaiman. Maka jelas jika diantara manusia memperoleh ketaatan jin, ini bukanlah suatu penyihiran akan tetapi dengan kemauan jin itu sendiri. Ibnu Taimiyah rhm dalam Majmu' Fatawa 11/306 menjelaskan tentang hukum mempekerjakan jin sebagai berikut:
Beberapa hal mengenai hubungan jin dan manusia
Siapa yang dapat memerintahkan jin untuk menjalankan kebaikan dan kewajiban yang diperintahkan Allah ta`ala berupa ibadah, maka ia termasuk wali-wali Allah ta`ala. namun barangsiapa yang melakukannya dalam hal kemaksiatan kepada Allah ta`ala berupa kekufuran dan kemusyrikan berarti dia telah meminta bantuan kepada jin dalam urusan kekafiran dan kemusyrikan maka ia telah keluar dari millah.
MENDATANGKAN ARWAH
Pengakuan seorang akan kemampuan mendatangkan arwah bukanlah masalah yang baru bahkan pengakuan seperti itu sudah terjadi sejak tempo duloe. Ustadz Muhammad Hussain di dalam bukunya Ar-Ruhiyah Al-Haditsah (Spritualisme Modern) telah banyak mengungkapkan tentang tipu daya dan pemalsuan hakikat oleh mereka yang mengaku dapat mendatang arwah. Beliau juga mengungkapkan cara yang kedua , dengan mempergunakan jin dan cara kedua inilah yang banyak mereka gunakan.


Pengkajian Masa Kini
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Izzuddin Al-Bayanuni dalam buku Al-Imam bil Malaikah didapatkan suatu kesimpulan bahwa masalah ini adalah suatu pembohongan dan merupakan pengakuan yang menjerumuskan kepada kekufuran. Karena tidak ada seorang pun yang dapat mendatangkan roh, syaitanlah yang menyesatkan mereka.
Mendatangkan arwah adalah suatu hal yang mustahil karena hal itu termasuk hal yang ghaib. Allah ta`ala berfirman, "Dan mereka bertanya kepadamu tentang Ruh. Katakanlah Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit." (All-Isra`: 85).
Dan Allah ta`ala juga menjelaskan bahwa Dialah yang memegang ruh manusia ketika mati dan menahannya ketika mati (Az-Zumar: 42).
JIN DAN ILMU GHAIB
Sesungguhnya bangsa jin tidak mengetahui hal yang ghaib. Terbukti ketika Nabi saw Sulaiman telah Wafat, Allah ta`ala membiarkan jasadnya berdiri tegak, sementara itu jin-jin yang telah ditundukkan untuk Sulaiman terus bekerja tanpa menyadari kematian tuannya. Allah ta`ala berfirman, "Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan." (Saba`:14).

Tukang Ramal Dan Dukun
Dengan keterangan diatas jelas bahwa pengakuan tukang ramal dan dukun akan pengetahuan mereka tentang hal-hal yang ghaib adalah pengakuan yang menyesatkan yang bertentangan dengan akidah Islam. Bahkan Ibnu Qayyim dalam bukunya Al-Ighatsah mengatakan bahwa dukun-dukun itu adalah utusan syaitan. Bagi yang mempercayainya adalah kafir. Karenya Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal lalu bertanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari." (HR. Muslim dan Ahmad). Jika demikian bagaimanakah hukum dukun dan tukang ramal itu sendiri?
Ahli Nujum
Membuat ramalan yang isinya tentang hukum dan pengaruh adalah haram hukumnya. Adapun pernyataan bahwa ahli nujum terkadang benar maka pada hakikatnya itu menipu manusia. Aisyah smeriwayatkan bahwa Rasulullah saw ` tentang dukun-dukun maka beliau bersabda, "Mereka tidak ada apa-apanya" sahabat bertanya lagi, "Ya Rasulullah saw mereka membicarakan sesuatu kemudian terjadi." Kemudian beliau menjawaab, "Kata-kata itu ada benarnya, jin mendengarkannya secara sembunyi lalu membisikkannya di telinga walinya, lantas mereka mencampurkannya dengan seratus lebih kebohongan." (HR. Bukhari dan Muslim).
Jin takut kepada manusia
Mujahid berkata :
“ Sesungguhnya mereka takut kepada kalian sebagaimana kalian takut kepada mereka ”.
Ia juga berkata : “ Syetan lebih takut kepada kalian, karena itu jika ia menampakkan diri kepada kalian janganlah kalian takut karena ia akan mengalahkan kalian, tetapi bersikap keraslah kepadanya karena ia akan pergi”.
Ibnu Abid-Dunya meriwayatkan dari Abu Syura`ah, dia berkata : “Yahya Al-jariah melihatku takut menembus kegelapan malam. Maka ia berkata ,” sesungguhnya syetan yang kita takuti, justru lebih takut kepadamu”.
Ibnu Abid-Dunya juga meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata : “Syetan lebih cepat melarikan diri dari pada kalian. Maka jika ada syetan yang menampakkan diri di hadapan kalian, janganlah kalian lari darinya sehingga dia mengejar kalian, tapi bersikaplah yang keras terhadapnya karena dia akan lari sendiri”.
Tempat tinggal jin
1. Tempat-tempat yang sepi dari manusia.
Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Ibnu Mas`ud bahwa Rosulullloh saw, sering keluar ke padang pasir untuk mengajak mereka (jin) kepada Alloh, membacakan Al qur`an dan mengajarkan masalah-masalah dien.

2. Tempat sampah dan tempat-tempat yang najis/ kotor.
Hadits Riwayat Muslim dari Ibnu Mas`ud bahwa jin bertempat tinggal di tempat-tempat kotoran dan sampah karena mereka memakan sisa-sisa makanan manusia.
Dari Zaid bin Arqom, bahwa Rosululloh saw, bersabda : “Jika salah seorang diantara kalian memasuki kamar mandi hendaklah ia mengucapkan :

اللهم انى اعوذ بك من الخبث واالخبائث
“ yaa Alloh, aku berlindung kepadamu dari syetan laki-laki dan syetan perempuam.” (HR. Attirmidzi, An nasa`I dan Ibnu Majah )
3. Di setiap atap rumah.
Abu Bakar bin Ubaid meriwayatkan dari Yazid di dalam buku Maqo`idusy Syaiton :
ما من اهل بيت من المسلمين الا وفى سقف بيتهم من الجن من المسلمين ...
“ Di setiap rumah kaum muslimin ada jin muslim yang tinggal diatapnya.”
4. Di lubang-lubang tanah
Dari qotadah dari Abdulloh bin syarjas, Nabi saw saw, bersabda : لايبولن اجدكم فى جحر
“ Janganlah kalian kencing dilubang.” (HR. Nasa`i)
5. Tempat rendah yang becek (jin Kafir) dan tempat tinggi yang kering dan keras (jin muslim)
At thobroni meriwayatkan dari Bilal bin Al Harits yang bertanya kepada Rosululloh saw, tentang suara gaduh disekitarnya, kemudian Nabi saw saw, menjawab : “ Di dekatku ada sekumpulan jin muslim dan jin kafir yang saling bertengkar. Lalu mereka meminta kepadaku untuk menempatkan mereka. Maka aku menempatkan jin muslim diatas tanah yang tinggi dan keras sedang jin kafir diatas tanah yang rendah dan becek.”
6. Bebatuan yang besar.
Abu Daud meriwayatkan dari Qotadah dari Abdulloh bin Syarjas bahwa Nabi saw saw, melarang kencing pada batu. Orang-orang bertanya kepada Qotadah :” Mengapa kencing pada batu di makruhkan ?” dia menjawab : “ Karena batu itu tempat tinggalnya jin.”
7. Di air
Abdur Rozaq meriwayatkan dari Abu Ja`far Muhammad bin `Aly bahwa Hasan dan Hisain pernah masuk kamar mandi pada suatu pagi sambil mengenakan mantel, lalu merka berdua berkata : “ sesungguhya di dalam air ada penghuninya.”
Ar rifa`i mengatakan di dalam as sarh : “ Ada yang mengatakan bahwa air pada malam hari diperuntukan untuk jin, maka jangan lah kencing di air dan tidak pula mandi pada malam hari karena khawatir akan mengganggu unat dari jin.”
8. Tanah gundul/kering
Ibnu `Ady meriwayatkan di dalam Al kamil, dari Abu Huroiroh ra, bahwa Nabi saw saw, melarang seseorang membuang hajat di tanah yang gundul. Ada yang bertanya : “ apa tanah yang gundul itu. “ Beliau menjawab : “ Jika salah seorang diantara kalian datang disuatu tempat yang setiap tumbuhan diatasnya mati/kering. Itulah tempat tinggal saudara kalian dari jin.”
9. Singgasana Iblis dia atas air (lautan)
Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya, dari Abu Al Mughiroh dari Shofwan dari mu`ad At Tamimy dari Jabir bin Abdulloh bahwa Nabi saw saw, bersabda : “ Singgasana Iblis itu berada di atas lautan. Setiap hari ia mengutus bala tentaranya untuk memfitnah manusia, yang mendapat kedudukan paling tinggi diantara mereka ialah yang dapat menciptakan fitnah terbesar untuk umat manusia.”

-تم بحمد الله-


Related Posts by Categories



Widget by Scrapur

0 komentar:

Posting Komentar

Add to Google Reader or HomepageAdd to WebwagSubscribe in RojoAdd to My AOLAdd to netvibesSubscribe in BloglinesAdd to The Free DictionaryAdd to PlusmoSubscribe in NewsAlloyAdd to Excite MIXAdd to netomat HubAdd to fwickiAdd to WebwagAdd to AttensaSubscribe in podnovaAdd to Pageflakes

Design by JUNDULLAH LA MANIA Visit Original Post